Thursday, 4 December 2014

Pengoperasian Dan Perawatan Mesin Refrigerasi



2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Umum Mesin Pendingin
            Mesin pendingin adalah suatu alat untuk mengendalikan suhu dari suatu ruangan pendingin. Mesin pendingin ini pada prinsipnya terdiri atas beberapa komponen yang saling berhubungan dan saling menunjang untuk dapat menghasilkan suhu ruangan yang hendak dikendalikan itu.
            Mesin Pendingin dapat diartikan sebagai suatu proses pemindahan panas, yaitu perpindahan panas suatu zat ( substan ) ke zat yang lain, yang terjadi karena adanya pengaruh kerja mekanik mesin pendingin.
            Menurut Budi Hartanto (1986) pendingin adalah suatu proses penyerapan panas pada suatu benda dimana proses ini terjadi karena adanya penguapan bahan pendingin (refrigerant), untuk mendapatkan jumlah penyerapan panas yang besar maka cairan bahan pendingin yang akan diuapkan harus bertekanan rendah agar titik didihnya lebih rendah pula.
            Pada suhu udara yang lebih tinggi, jasad renik (bakteri) dapat berkembang biak lebih cepat lagi, sehingga jumlahnya berlipat ganda menjadi ribuan kali. Dan telah disilidiki bahwa pada suhu rendah 4 - 10o C atau 40o F batas suhu yang paling baik dimana jasad renik (bakteri) sukar berkembang biak sehingga produk yang didinginkan akan lebih bertahan lama (E. Karyanto, 2003)
            Mesin Pendingin merupakan proses pemeliharaan tingkat tinggi suhu dari bahan atau ruangan pada tingkat yang lebih rendah dari suhu lingkungan atau atmosfer sekitarnya dengan cara penyerapan atau penarikan panas dari bahan ruangan tersebut ( Sofyan IIyas, 1983 ).
            Secara umum mesin pendingin didefinisikan sebagai proses perpindahan panas. Secara khusus dapat didefinisikan sebagai bagian dari ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan proses penurunan suhu ruangan atau material dibawah suhu sekitarnya.

2.2 Komponen mesin pendingin
            Berdasarkan fungsi atau kegunaannya komponen mesin pendingin sistim kompresi dibedakan menjadi 3 bagian yaitu : komponen pokok, komponen bantu, komponen kontrol.
           
2.2.1 Komponen pokok
            Yang dimaksud dengan komponen pokok adalah komponen atau alat yang harus ada atau mutlak digunakan pada mesin pendingin. Komponen pokok tersebut meliputi : kompresor, kondensor, tangki penampung (receiver), katup ekspansi dan evaporator. Dari kelima komponen tersebut diantaranya (kecuali tangki penampung / receiver) disebut juga komponen utama.
            Adapun jenis – jenis komponen pokok berdasarkan spesifikasinya adalah sebagai berikut:
1. Kompresor
            Kompresor adalah digunakan untuk memapatkan uap bahan pendingin  Kompresi uap terdiri atas sebuah torak yang bekerja bolak – balik didalam silinder yang mempunyai katup buang ( suction valve ) sehingga berlangsung proses pemompaan, proses ini yang membuat perbedaan tekanan, sehingga bahan pendingin dapat mengalir dari satu bagian kebagian lain.
            Ada 2 jenis kompresor yaitu kompresor single stage dan double stage. Kompresor single stage hanya melakukan satu kali hisap dan satu kali tekan. Berbeda dengan double stage yang melakukan hisap dan tekan masing-masing sebanyak dua kali. Kompresor double stage digunakan untuk menghasilkan tekanan udara yang lebih tinggi. Ketika udara masuk akan dikompresi oleh torak pertama,  kemudian udara tersebut didinginkan, yang selanjutnya dimasukkan dalam silinder kedua  untuk dikompresi oleh torak kedua sampai pada tekanan yang diinginkan. Pada Kompresor double stage, pemampatan (pengompresian) udara tahap kedua lebih besar, temperature udara akan naik selama terjadi kompresi, sehingga perlu mengalami proses pendinginan dengan memasang sistem pendingin. Metode pendinginan yang sering digunakan misalnya dengan sistem udara atau dengan system air bersirkulasi.

 
Gambar 1 : Kompresor Torak dua Tingkat Sistem Pendinginan Udara
Batas tekanan maksimum untuk jenis kompresor torak resiprokal antara lain, untuk kompresor satu tingkat tekanan hingga 4 bar, sedangkan dua tingkat atau lebih tekanannya hingga 15 bar.
2. Kondensor       
            Kondensor adalah alat yang digunakan untuk mengembunkan atau mengubah uap bahan pendingin bertekanan tinggi menjadi cairan bahan pendingin bertekanan tinggi. Ada 2 jenis kondensor yaitu kondensor air cooler dengan kondensor water cooler.

                                                                                                                                                                                   Cairan refrigerant masuk        Air pendingin keluar
                                   
                          








Cairan refrigeran keluar             air pendingin masuk                                                                                                                                                                                                                                       
Gambar 2. Skema sirkulasi pendinginan  kondensor water cooler


                                                                                                                       
            Untuk pendinginan di kondensor menggunakan air (water cooler), air tersebut dipompa kekondensor. Air tersebut masuk melalui lubang masuk dan mengalir melalui pipa – pipa yang ada di dalam kondensor. Air laut tersebut akan mendinginkan refrigerant yang ada di dalam kondensor sehingga panas refrigerant terserap oleh air, dan air tersebut keluar kembali.
            Pendinginan kondensor dengan udara (air cooler) menggunakan kipas (fan) untuk mendinginkan gas refrigerant, dengan hembusan udara dari kipas tersebut akan membawa panas bersama udara sehingga gas refrigerant dingin dan menjadi cairan.
3. Tangki Penampung (receiver)
            Receiver adalah suatu alat (tempat) yang berupa sebuah tabung atau silinder yang digunakan untuk menampung cairan bahan pendingin bertekanan tinggi hasil proses pengembunan di kondensor. Sesuai dengan fungsinya pada umumnya receiver hanya digunakan pada mesin pendingin yang berkapasitas besar.
Berdasarkan kedudukan jenis receiver dibedakan menjadikan dua macam, yaitu:
1.      Receiver yang ditempatkan secara horisontal (datar)
2.      Receiver yang ditempatkan secara vertikal (tegak)
            Untuk jenis receiver yang besar dilengkapi dengan beberapa perlengkapan seperti : gelas penduga (sigh glass), safety valve (keran pengaman), keran cerat.
4. Katup Ekspansi
Katup ekspansi merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengatur  jumlah aliran refrigerant dan menurunkan tekanan cairan bahan pendingin.
5. Evaporator
            Evaporator adalah alat yang digunakan untuk menguapkan atau merubah cairan bahan pendingin bertekanan rendah menjadi uap bahan pendingin bertekanan rendah .
2.2.2 Komponen Bantu
            Yang dimaksud dengan komponen pembantu adalah sutau komponen atau alat yang digunakan untuk membantu kelancaran kerja mesin pendingin, oleh karena itu tidak mutlak harus ada atau digunakan. Pada mesin pendingin jenis alat bantu yang digunakan tergantung pada kapasitas mesin pendingin dan jenis bahan pendinginnya. Penggunaan mesin bantu pada mesin pendingin di pengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini :
§  Jenis bahan pendingin yang digunakan
§  Temperatur akhir pendinginan yang dikehendaki
Jenis komponen bantu yang digunakan pada mesin pendingin antara lain:
Oil separator, filter / dryer, indicator, heat exchanger, solenoid valve dan accumulator.
1. Oil separator
            Yaitu suatu alat yang digunakan untuk memisahkan minyak pelumas yang ikut termampatkan oleh kompresor dengan uap bahan pendingin bertekanan tinggi.
2. Filter / Dryer
            Filter / dryer suatu alat yang digunakan untuk menyaring kotoran dan menyerap kandungan air yang terbawa oleh  bahan pendingin bertekanan tinggi diantara kondensor sampai katup ekspansi.
3. Indikator
            Indikator merupakan suatu alat untuk mendeteksi aliran cairan refrigeran yang ditempatkan pada saluran cairan tekanan tinggi atau tempatnya setelah penempatan filter / dryer. Dalam keadaan demikian maka indikator akan berfungsi sebagai alat untuk mendekteksi kerja atau keadaan filter / dryer.
4. Heat Exchanger
            Heat Exchanger merupakan suatu alat penukar panas untuk menambah kapasitas mesin pendingin dan alat ini merupakan suatu tempat terjadinya perpindahan panas dari cairan bahan pendingin bertekanan tinggi keuap bahan pendingin yang akan dihisap oleh kompresor. Heat Exchanger hanyalah merupakan tempat persinggungan saluran bahan pendingin bertekanan tinggi dari tangki penampung dengan saluran uap bahan pendingin sistem evaporator kering.

5. Solenoid valve
            Yaitu jenis kran yang kerjanya dipengaruhi oleh terbentuknya elektro magnetik pada alat tersebut, oleh sebab itu untuk mengoperasikan diperlukan arus listrik.
6. Akumulator
            Yaitu suatu tempat yang digunakan untuk memisahkan uap dan cairan refrigeran bertekanan rendah. Pada mesin pendingin sistim evaporator basah peranan akumulator sebagai komponen pokok, namun pada evaporator sistim kering peranan akumulator sebagai komponen bantu.
7. Gas purger
            Gas purger merupakan komponen mesin pendingin yang bekerja untuk mengeluarkan udara dari uap refrigeran didalam sistim. Prinsipnya dengan cara memisahkan udara yang dikandung oleh gas refrigeran dengan cara mendinginkannya.
2.2.3 Komponen Kontrol
            komponen kontrol merupakan komponen yang berfungsi sebagai alat kontrol keadaan pengoperasian mesin pendingin yang pada umumnya berkaitan dengan keadaan tekanan dan temperatur.
Jenis komponen kontrol dibagi dua, yaitu :
q  Komponen kontrol non automatik
Yaitu komponen kontrol yang dapat menunjukan keadaan tekanan dan temperatur pada bagian mesin pendingin yang di kontrol.
q  Komponen kontrol aotumatik
Yaitu komponen yang berupa saklar listrik yang kerjanya dipengaruhi oleh keadaan tekanan atau temperatur mesin pendingin. Jenis komponen kontrol automatik antara lain : Hight Pressure Control (HPC), Low Pressure Control (LPC), Pressostat, Oil Pressure Control ( OPS ), dan Thermostat.
Komponen-komponen bantu tersebut adalah :
1. Manometer
Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan. Pada mesin pendingin biasanya terdapat beberapa manometer yaitu :
Ø  Manometer tekanan tinggi
Ø  Manometer tekanan rendah
Ø  Manometer tekanan pelumas
2. Thermometer
             Alat ini digunakan untuk mengukur temperatur. Pada mesin pendingin biasanya digunakan untuk mengukur temperatur ruang pendingin, media (air) pendingin kondensor, pengeluaran dan penghisapan kompresor dan sebagainya.
3. High Pressure Control (HPC)
             Pada prinsipnya alat ini merupakan sakelar yang bekerja karena adanya tekanan pengeluaran kompresor, oleh sebab itu alat ini selalu dihubungkan dengan saluran pengeluaran kompresor.



4. Low Pressure Control (LPC)
             Pada prinsipnya alat ini adalah suatu sakelar yang kerjanya dipengaruhi oleh tekanan penghisapan kompresor, sehingga selalu dihubungkan dengan saluran penghisapan kompresor.
5. Oil Pressure Control (OPC)
             Pada prinsipnya alat ini merupakan sakelar yang kerjanya dipengaruhi oleh keadaan perbedaan tekanan pelumas dan tekanan penghisapan kompresor, untuk itu maka alat ini selalu di hubungkan dengan saluran pelumasan dan saluran penghisapan kompresor.
6. Thermostat
             Pada prinsipnya alat ini merupakan saklar yang kerjanya dipengaruhi oleh temperatur dalam ruang pendingin, untuk itu alat ini dilengkapi dengan tabung perasa (Sensor Bulb) yang digunakan untuk mendekteksi temperatur ruang pendingin.
 2.3 Prinsip Kerja Mesin Pendingin
            Bahan pendingin atau refrigeran yang dipakai pada mesin refrigerasi bersirkulasi secara terus – menerus selama kompresor terus bekerja. Refrigeran tersebut mengalami berbagai macam perubahan wujud, yaitu dari gas menjadi cair dan kemudian berubah karena menguap menjadi gas kembali dan seterusnya.
            Secara garis besar proses terjadinya pendinginan adalah sebagai berikut : Refrigeran dari evaporator yang mempunyai suhu dan tekanan rendah dan dihisap oleh kompresor untuk dikompresikan, setelah dikompresikan maka refrigeran tersebut akan menjadi bersuhu dan bertekanan tinggi, dari gas refrigeran mengalir melewati oil saparator untuk dibebaskan dari kandungan minyak pelumasnya. Gas refrigeran selanjutnya mengalir kekondensor untuk didinginkan dengan air. Oleh karena pendingin tersebut maka refrigeran mengalami kondensasi sehingga refrigeran berubah dari gas menjadi cair dengan suhu yang rendah akan tetapi tekanan tetap tinggi, selanjutnya refrigeran tersebut di alirkan ke katup ekspansi. Pada bagian katup ekspansi ini refrigeran mengalami jatuh tekan yaitu dari tekanan tinggi ketekanan rendah, akibatnya refrigeran cair tadi berubah menjadi uap yang bersuhu dan bertekanan rendah yang kemudian dialirkan kedalam pipa – pipa evaporator yang di pasang pada sebuah mesin refrigerasi.
            Temperatur evaporator lebih rendah dari temperatur produk sehingga energi panas yang dikandung oleh produk dihisap oleh evaporator akibatnya temperatur produk semakin rendah bahkan bisa menjadi beku. Gas refrigeran di evaporator yang menyerap panas dari produk, kemudian dihisap kembali oleh kompresor, selanjutnya disirkulasikan lagi keseluruh sistem.
2.4 Bahan Pendingin
            Substansi kerja dalam sistem refrigerasi disebut refrigeran, dimana bahan ini menyerap panas pada proses penguapan dan melepaskan panas pada proses pengembunan. Refrigeran yang dikehendaki adalah yang efektif dalam pemakaian dan murah dalam perawatan alat – alat.
Agar suatu proses pendinginan bisa berjalan lancar diperlukan suatu bahan yang mudah dirubah wujudnya dari gas menjadi cair atau dari cair menjadi gas. Untuk keperluan ini tentunya diperlukan suatu baha pendingin yang cocok dengan karakteristik thermodinamic yang tepat. Banyak yan mengatakan bahwa bahn pendingin ini bernama “freon”. Sebenarnya freon bukanlah nama gas merupaka nama sebuah merk dagang. Gas ini tidak beracun dan tidak berbau menyengat, juga idak mudah erbakar atau meledak bila bercampur dengan bahan lain. Tidak menyebabkan karat pada logam yang dipakai. Mudah mencari kebocoran bila terjadi kebocoran.  Tekanan kondensasi dan titik didih yang rendahnsert  susunan kimia yang stabil sehingga setiyap kali dimampatkan,diembunkan, diinapkan tidak terurai. Karena sifat sifat yang dimiliki gas ini memenuhi persyaratan dalam suatu proses pendinginan, maka bahan inilah yang paling tepat untuk dipakai. Bahan gas tersebut adalah “REFRIGERANT”.
            Bahan yang umum dipakai antara lain R11,R12,R22 dan R502. AC dan instalasi pompa panas menggunakan R11, karena bahan ini mempunyai titik didih yang relatif tinggi   rumus kimianya adalah CCL2F. Formula lainya yakni R12 merupakan senyawa dari kelompok methane dan mempunyai titik didih -30 . Biyasanya hanya digunakan pada mesin refrigrasi kecil karena panas perjumlah refrigran relatif kecil. Sedangkan pada mesin freezer dan sebgainya yang menghendaki temperatur lebih rendah, biasa dipakai R22 dimana titik didihnya -42  rumus kimianya adalah CHP2CL. Kalau R502 adalah campuran azeotropic dari refrigeran akan didapat dengan konsentrasi yag sama diseluruh mesin. Titik didihnya jauh lebih rendah dari R22 yaitu -46 .
            Refrigeran yang dipakai dalam sistem refrigerasi hendaknya dipilih jenis refrigeran yang sesuai dengan jenis kompresor yang dipakai, dan karakteristik termodinamikanya yang meliputi temperatur penguapan dan tekanan penguapan serta temperatur pengembunan dan tekanan pengembunan ( Arismunandar, 1995 )

2.4.1 Persyaratan Bahan Pendingin
            Unit – unit refrigerasi banyak digunakan untuk daerah temperatur yang luas, dari unit untuk keperluan pendinginan udara sampai refrigerasi. Untuk unit refrigerasi agar tetap baik, hendaknya dapat dipilih jenis refrigeran yang paling sesuai janis kompresor yang dipakai, dan karakteristik termodinamikanya yang antara lain meliputi temperatur penguapan dan tekanan penguapan serta temperatur pengembunan dan tekanan pengembunan.
            Persyaratan refrigeran untuk unit refrigerasi adalah sebagai berikut :
1)      Tekanan penguapannya harus cukup tinggi
Sebaiknya refrigeran memiliki temperatur penguapan pada tekanan yang lebih tinggi, sehingga dapat dihindari kemungkinan terjadinya vakum pada evaporator, dan turunnya efisiensi volumetrik karena naiknya perbandingan kompresi.
2)      Tekanan pengembunan yang tidak terlalu tinggi
Apabila tekanan pengembunannya rendah, maka perbandingan kompresinya menjadi lebih rendah sehingga penurunan prestasi kompresor dapat dihindarkan. Selain itu, dengan tekanan kerja yang lebih rendah, mesin dapat bekerja lebih aman karena kemungkinan terjadinya kebocoran,kerusakan, ledakan, dan sebagainya, menjadi lebih kecil.



3)      Kalor Laten penguapan harus tinggi
Refrigeran yang memiliki kalor laten penguapan yang tinggi lebih menguntungkan karena untuk kapasitas refrigeran yang sama, jumlah refrigeran yang bersirkulasi menjadi lebih kecil.
4)      Volume spesifik ( terutama dalam fase gas ) yang lebih kecil 
Refrigeran dengan kalor laten penguapan yang besar dan volume spesifik gas yang kecil (berat jenis yang besar) akan memungkinkan penggunaan kompresor dengan volume langkah torak yang lebih kecil. Dengan demikian, untuk kapasitas refrigeran yang sama, ukuran unit refrigerasi yang bersangkutan menjadi lebih kecil. Namun untuk unit pendingin air sentrifugal yang kecil, lebih dikehendaki refrigeran dengan volume spesifik yang agak besar. Hal tersebut diperlukan untuk menaikkan jumlah gas yang bersirkulasi, sehingga dapat mencegah menurunnya efesiensi kompresor sentrifugal.
5)      Koefisien Prestasi harus tinggi
Dari segi karakteristik termodinamika dari refrigeran, koefesien prestasi merupakan parameter yang terpenting untuk menentukan biaya operasi.
6)      Konduktivitas termal yang tinggi
Konduktivitas termal sangat penting untuk menentukan karakteristik perpindahan kalor.
7)      Viskositas yang rendah dalam fasa cair maupun fasa gas
Dengan turunnya tahanan aliran refrigeran dalam pipa, kerugian tekanan akan berkurang.
8)      Konstanta dielektrika dari refrigeran yang kecil, tahanan listrik yang besar, serta tidak menyebabkan korosi pada material isolator listrik
Sifat – sifat tersebut dibawa ini sangat penting, terutama untuk refrigeran yang akan dipergunakan pada kompresor hermetik.
9)      Refrigeran hendaknya stabil dan tidak bereaksi dengan material yang dipakai, jadi juga tidak menyebabkan korosi.
10)  Refrigeran tidak boleh beracun dan berbau merangsang
11)  Refrigeran tidak boleh mudah terbakar dan mudah meledak
12)  Refrigeran harus mudah dideteksi, jika terjadi kebocoran
13)  Harganya tidak mahal dan mudah diperoleh
2.5 Tujuan Perawatan Mesin Pendingin
            Perawatan adalah kombinasi dari semua tindakan yang dilakukan dalam rangka mempertahankan atau mengembalikan suatu kondisi yang dapat diterima dan berfungsi seperti sedia kala atau paling tidak paling mendekati (Maimun 1995)
            Adapun tujuan perawatan dan pemeliharaan adalah diantaranya sebagai masa pakai barang (mesin) berikut :
§  Memperpanjang
§  Menjamin kesiapan peralatan kerja
§  Menjamin keselamatan kerja
§  Menjamin kesiapan alat



Suatu program perawatan pelaksanaannya dapat dilihat pada skema berikut ini :


Skema jenis perawatan
                                                          Perawatan



            Terencana                                                                      Tidak Terencana



                                                                                              Perawatan darurat
                                                           
            Pencegahan                 Korektif / Perbaikan




            Waktu sedang         Waktu sedang              Reparasi           Overhaul /        
                berjalan                    berhenti                       kecil                terencana
           
                Sumber : Maimun, Manajemen perawatan mesin, 1995                            
                        Gambar 3. Skema jenis perawatan                             
            Dalam melaksanakan perawatan mesin pendingin pada kapal – kapal perikanan akan mendapatkan perbedaan sistem dan cara perawatan yang akan dilakukan pada setiap operator – operator mesin dikapal. Perawatan diatas kapal dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
 a. Tiap Hari (24 jam kerja) 
  • Memeriksa jumlah minyak pelumas dalam kompresor
  • Memeriksa tekanan minyak pelumas kompresor.
  • Memeriksa tegangan ampere, frekuensi pada box listrik (panel box)
  • Memeriksa frost / bunga es pada evaporator dan lakukan defrosting bila perlu.
b. Tiap Minggu (168 jam kerja)
  • Memeriksa kebocoran bahan pendingin. 
  • Memeriksa bagian penutup poros atau seal kompresor. Hentikan kompresor dan periksa minyak yang keluar melalui penutup poros. Bila minyak itu banyak, periksa apakah terjadi kebocoran refrigerant ditempat itu. Penutup poros harus di ganti bila refrigerant bocor melalui tempat itu.
c. Tiap bulan (720 jam kerja)
  • Memeriksa ketegangan V belt.
  • Memeriksa udara dalam kondensor buang bila perlu
  • Memeriksa kelurusan roda gila kompresor dengan penerus putaran tenaga penggeraknya 
  •  Memeriksa baut – baut pondasi
d. Tiap 6 bulan (4320 jam kerja)
§  Membersihkan saluran pendingin kondensor dan memeriksa kebocoran bahan pendinginnya
§  Memeriksa alat – alat kontrol seperti manometer, dan thermometer.
§  Periksa sakelar – sakelar tekanan tinggi, rendah dan pelumas.
e. Tiap tahun (8600 jam kerja)
  • Periksa dan bersihkan semua relay, stater, contactor listrik
  • Membersihkan saluran pendingin kompresor
  • Ganti pelumas kompresor dengan yang baru dari jenis yang sama. Buang pelumas dari oil saparator.
  • Buka kepala silinder, periksa klep – klep kompresor dan bersihkan. Harus tersedia packing yang baru untuk penggantian packing yang rusak dari CAF (compressed asbestos fibre)
f. Tiap 2 tahun (17200 jam kerja)
  • Periksa seluruh bagian mesin pendingin yang dapat diihat dari luar terhadap kerusakan yang ada.
2.6   Peralatan Perawatan Mesin Pendingin
2.6.1        Pompa Vakum ( Vacuum Pump )
untuk membuat vacuum pada system refrigerasi sebelum diisi dengan bahan pendingin (Refrigeran). Pompa vacuum harus dapat mengeluarkan semua gas, udara dan uap air dari system. Pompa vakum harus dapat menurunkan tekanan system dengan cepat sekitar 0,005 milibar = 35 microns. Kapasitas pompa vakum sekitar 20 – 58 Liter/menit.
            Pompa vakum berfungsi untuk mengosongkan pipa dari gas, udara, uap air dan kotoran pipa – pipa  kapiler yang akan di reparasi ( di tambal atau di potong ) harus vakum terlebih dahulu. Sebelum diisi bahan pendingin pun, pipa kapiler harus di buat vakum terlebih dahulu. Untuk merawat pompa vakum  di pasang saringan pada bagian penyedotnya. Saringan ini bermanfaat untuk menyaring kotoran atau endapan yang ada di dalam pipa. Bila tidak di saring, kotoran bisa merusak pompa vakum.
Gambar 4 : Pompa Vacum ( E.Karyanto, Dkk, 2004 )
2.6.2        Tubing Cutter (Pemotong Pipa )
            Fungsi alat ini, selain untuk memotong pipa, juga untuk memperkecil ujung pipa. Karena perbaikan mesin pendingin memerlukan hasil yang rapi pekerjaan memotong pipa harus menggunakan alat ini.
            Cara menggunakan alat Tube Cutters
            Pipa tembaga dimasukkan antara roller dan roda pemotong kemudian putar knop pengeras untuk menyesuaikan dengan diameter pipa tembaga yang dipotong. Pemotong pipa diputar melingkari pipa tembaga sambil pisau pemotong ditekan sedikit demi sedikit. Jika kita memotong pipa dengan pemotong pipa, pada bagian dalam pipa akan terjadi lekukan ke dalam, sehingga diameter dalam pipa mengecil. Makin lunak sebuah pipa tembaga, makin besar lekukan ke dalam yang dibuat oleh sebuah pisau pemotong pipa.
 
Gambar 5 : Cara Menggunakan Tube Cutting ( E. Karyanto, Dkk, 2004 )
2.6.3        Clamp Tester (Tang Ampere)
Clamp tester di gunakan untuk mengukur arus ( ampere), tegangan (voltase ) dan hambatan (ohm) komponen – komponen listrik mesin pendingin.
Mengukur arus
            Sebelum memeriksa ampere komponen listrik mesin pendingin perhatikan terlebih dahulu label kompresor berapa besar arus yang di hasilkannya. Ini karena pada start, arus bisa naik sampai enam kali saat kompresor berjalan normal .untuk mencegah kerusakaan clamp tester putarlah skala ampermeter pada angka yang tinggi baru di lakukan pengukuran. Pengukuran dapat di lakukan dengan membuka mulut pengait clamp tester, kemudian mengaitkannya ke kabel yang di periksa. Setelah itu, tutup kembali mulut tadi, sehingga kabel berada di dalam pengait .
2.6.4        Manifold
            Manifold berfungsi untuk menunjukan vakum, mengisi bahan pendingin, menambah minyak pelumas kompresor, memeriksa tekanan sistem kompresor.
Manifold terdiri dari bagian – bagian berikut :
·         Meter tekan berguna untuk mengukur tekanan tinggi dengan skala 0 – 500 psi
·         Meter ganda berguna untuk mengukur sisi tekanan rendah batas skala di bawah atmosfir 0 -30 in CmHg dan diatas atmosfir 0 – 200 psi
                                  Gambar 6 : Manifold
2.6.5        Flaring Tool
            Flaring tool berfungsi untuk mengembangkan ( memperbesar diameter) ujung pipa. Perbesaran ujung pipa ini berguna untuk penyambungan pipa.
Gambar 7 : Flaring tool ( E. Karyanto, Dkk, 2004 )
 
Gambar 8 : Flaring tools dan Swaging Tools ( E.Karyanto, Dkk, 2004 )


 

No comments:

Post a Comment