2. TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian
Umum Mesin Pendingin
Mesin pendingin adalah suatu alat
untuk mengendalikan suhu dari suatu ruangan pendingin. Mesin pendingin ini pada
prinsipnya terdiri atas beberapa komponen yang saling berhubungan dan saling menunjang
untuk dapat menghasilkan suhu ruangan yang hendak dikendalikan itu.
Mesin Pendingin dapat diartikan
sebagai suatu proses pemindahan panas, yaitu perpindahan panas suatu zat (
substan ) ke zat yang lain, yang terjadi karena adanya pengaruh kerja mekanik
mesin pendingin.
Menurut Budi Hartanto (1986)
pendingin adalah suatu proses penyerapan panas pada suatu benda dimana proses
ini terjadi karena adanya penguapan bahan pendingin (refrigerant), untuk
mendapatkan jumlah penyerapan panas yang besar maka cairan bahan pendingin yang
akan diuapkan harus bertekanan rendah agar titik didihnya lebih rendah pula.
Pada suhu udara yang lebih tinggi,
jasad renik (bakteri) dapat berkembang biak lebih cepat lagi, sehingga
jumlahnya berlipat ganda menjadi ribuan kali. Dan telah disilidiki bahwa pada
suhu rendah 4 - 10o C atau 40o F batas suhu yang paling
baik dimana jasad renik (bakteri) sukar berkembang biak sehingga produk yang
didinginkan akan lebih bertahan lama (E. Karyanto, 2003)
Mesin Pendingin merupakan proses
pemeliharaan tingkat tinggi suhu dari bahan atau ruangan pada tingkat yang
lebih rendah dari suhu lingkungan atau atmosfer sekitarnya dengan cara
penyerapan atau penarikan panas dari bahan ruangan tersebut ( Sofyan IIyas,
1983 ).
Secara umum mesin pendingin didefinisikan sebagai
proses perpindahan panas. Secara khusus dapat didefinisikan sebagai bagian dari
ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan proses penurunan suhu ruangan atau
material dibawah suhu sekitarnya.
2.2 Komponen mesin pendingin
Berdasarkan fungsi atau kegunaannya
komponen mesin pendingin sistim kompresi dibedakan menjadi 3 bagian yaitu :
komponen pokok, komponen bantu, komponen kontrol.
2.2.1 Komponen pokok
Yang dimaksud dengan komponen pokok
adalah komponen atau alat yang harus ada atau mutlak digunakan pada mesin
pendingin. Komponen pokok tersebut meliputi : kompresor, kondensor, tangki
penampung (receiver), katup ekspansi dan evaporator. Dari kelima komponen
tersebut diantaranya (kecuali tangki penampung / receiver) disebut juga komponen
utama.
Adapun jenis – jenis komponen pokok
berdasarkan spesifikasinya adalah sebagai berikut:
1.
Kompresor
Kompresor adalah digunakan untuk
memapatkan uap bahan pendingin Kompresi
uap terdiri atas sebuah torak yang bekerja bolak – balik didalam silinder yang
mempunyai katup buang ( suction valve ) sehingga berlangsung proses
pemompaan, proses ini yang membuat perbedaan tekanan, sehingga bahan pendingin
dapat mengalir dari satu bagian kebagian lain.
Ada
2 jenis kompresor yaitu kompresor single stage dan double stage. Kompresor
single stage hanya melakukan satu kali hisap dan satu kali tekan. Berbeda
dengan double stage yang melakukan hisap dan tekan masing-masing sebanyak dua
kali. Kompresor double stage digunakan
untuk menghasilkan tekanan udara yang lebih tinggi. Ketika udara masuk akan dikompresi oleh
torak pertama, kemudian udara tersebut didinginkan, yang selanjutnya
dimasukkan dalam silinder kedua untuk dikompresi oleh torak kedua sampai
pada tekanan yang diinginkan. Pada Kompresor double stage,
pemampatan (pengompresian) udara tahap kedua lebih besar, temperature udara
akan naik selama terjadi kompresi, sehingga perlu mengalami proses pendinginan
dengan memasang sistem pendingin. Metode pendinginan yang sering digunakan
misalnya dengan sistem udara atau dengan system air bersirkulasi.
Batas
tekanan maksimum untuk jenis kompresor torak resiprokal antara lain, untuk
kompresor satu tingkat tekanan hingga 4 bar, sedangkan dua tingkat atau lebih
tekanannya hingga 15 bar.
2.
Kondensor
Kondensor adalah alat yang digunakan
untuk mengembunkan atau mengubah uap bahan pendingin bertekanan tinggi menjadi
cairan bahan pendingin bertekanan tinggi. Ada 2 jenis kondensor yaitu kondensor
air cooler dengan kondensor water cooler.
Cairan refrigerant
masuk Air pendingin keluar
Cairan
refrigeran keluar air pendingin masuk
Gambar
2. Skema sirkulasi pendinginan kondensor
water cooler
Untuk pendinginan di kondensor
menggunakan air (water cooler), air tersebut dipompa kekondensor. Air tersebut
masuk melalui lubang masuk dan mengalir melalui pipa – pipa yang ada di dalam
kondensor. Air laut tersebut akan mendinginkan refrigerant yang ada di dalam
kondensor sehingga panas refrigerant terserap oleh air, dan air tersebut keluar
kembali.
Pendinginan kondensor dengan udara
(air cooler) menggunakan kipas (fan) untuk mendinginkan gas refrigerant, dengan
hembusan udara dari kipas tersebut akan membawa panas bersama udara sehingga
gas refrigerant dingin dan menjadi cairan.
3.
Tangki Penampung (receiver)
Receiver adalah suatu alat (tempat)
yang berupa sebuah tabung atau silinder yang digunakan untuk menampung cairan
bahan pendingin bertekanan tinggi hasil proses pengembunan di kondensor. Sesuai
dengan fungsinya pada umumnya receiver hanya digunakan pada mesin pendingin
yang berkapasitas besar.
Berdasarkan
kedudukan jenis receiver dibedakan menjadikan dua macam, yaitu:
1.
Receiver yang ditempatkan secara
horisontal (datar)
2.
Receiver yang ditempatkan secara
vertikal (tegak)
Untuk
jenis receiver yang besar dilengkapi dengan beberapa perlengkapan seperti :
gelas penduga (sigh glass), safety valve (keran pengaman), keran cerat.
4. Katup Ekspansi
Katup
ekspansi merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengatur jumlah aliran refrigerant dan menurunkan
tekanan cairan bahan pendingin.
5. Evaporator
Evaporator adalah alat yang
digunakan untuk menguapkan atau merubah cairan bahan pendingin bertekanan
rendah menjadi uap bahan pendingin bertekanan rendah .
2.2.2 Komponen
Bantu
Yang dimaksud dengan komponen
pembantu adalah sutau komponen atau alat yang digunakan untuk membantu
kelancaran kerja mesin pendingin, oleh karena itu tidak mutlak harus ada atau
digunakan. Pada mesin pendingin jenis alat bantu yang digunakan tergantung pada
kapasitas mesin pendingin dan jenis bahan pendinginnya. Penggunaan mesin bantu
pada mesin pendingin di pengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini :
§ Jenis bahan pendingin yang digunakan
§ Temperatur akhir pendinginan yang dikehendaki
Jenis komponen
bantu yang digunakan pada mesin pendingin antara lain:
Oil separator,
filter / dryer, indicator, heat exchanger, solenoid valve dan accumulator.
1. Oil separator
Yaitu suatu alat yang digunakan
untuk memisahkan minyak pelumas yang ikut termampatkan oleh kompresor dengan
uap bahan pendingin bertekanan tinggi.
2. Filter / Dryer
Filter / dryer suatu alat yang
digunakan untuk menyaring kotoran dan menyerap kandungan air yang terbawa
oleh bahan pendingin bertekanan tinggi
diantara kondensor sampai katup ekspansi.
3. Indikator
Indikator merupakan suatu alat untuk
mendeteksi aliran cairan refrigeran yang ditempatkan pada saluran cairan
tekanan tinggi atau tempatnya setelah penempatan filter / dryer. Dalam keadaan
demikian maka indikator akan berfungsi sebagai alat untuk mendekteksi kerja
atau keadaan filter / dryer.
4. Heat Exchanger
Heat Exchanger merupakan suatu alat
penukar panas untuk menambah kapasitas mesin pendingin dan alat ini merupakan
suatu tempat terjadinya perpindahan panas dari cairan bahan pendingin
bertekanan tinggi keuap bahan pendingin yang akan dihisap oleh kompresor. Heat
Exchanger hanyalah merupakan tempat persinggungan saluran bahan pendingin
bertekanan tinggi dari tangki penampung dengan saluran uap bahan pendingin
sistem evaporator kering.
5. Solenoid valve
Yaitu jenis kran yang kerjanya
dipengaruhi oleh terbentuknya elektro magnetik pada alat tersebut, oleh sebab
itu untuk mengoperasikan diperlukan arus listrik.
6. Akumulator
Yaitu suatu tempat yang digunakan
untuk memisahkan uap dan cairan refrigeran bertekanan rendah. Pada mesin
pendingin sistim evaporator basah peranan akumulator sebagai komponen pokok,
namun pada evaporator sistim kering peranan akumulator sebagai komponen bantu.
7. Gas purger
Gas purger merupakan komponen mesin
pendingin yang bekerja untuk mengeluarkan udara dari uap refrigeran didalam
sistim. Prinsipnya dengan cara memisahkan udara yang dikandung oleh gas
refrigeran dengan cara mendinginkannya.
2.2.3 Komponen
Kontrol
komponen
kontrol merupakan komponen yang berfungsi sebagai alat kontrol keadaan
pengoperasian mesin pendingin yang pada umumnya berkaitan dengan keadaan
tekanan dan temperatur.
Jenis komponen
kontrol dibagi dua, yaitu :
q
Komponen kontrol non automatik
Yaitu
komponen kontrol yang dapat menunjukan keadaan tekanan dan temperatur pada
bagian mesin pendingin yang di kontrol.
q
Komponen kontrol aotumatik
Yaitu komponen yang berupa saklar listrik yang kerjanya
dipengaruhi oleh keadaan tekanan atau temperatur mesin pendingin. Jenis
komponen kontrol automatik antara lain : Hight Pressure Control (HPC), Low
Pressure Control (LPC), Pressostat, Oil Pressure Control ( OPS ), dan
Thermostat.
Komponen-komponen
bantu tersebut adalah :
1.
Manometer
Alat ini digunakan untuk mengukur
tekanan. Pada mesin pendingin biasanya terdapat beberapa manometer yaitu :
Ø Manometer tekanan tinggi
Ø Manometer tekanan rendah
Ø Manometer tekanan pelumas
2. Thermometer
Alat
ini digunakan untuk mengukur temperatur. Pada mesin pendingin biasanya digunakan
untuk mengukur temperatur ruang pendingin, media (air) pendingin kondensor,
pengeluaran dan penghisapan kompresor dan sebagainya.
3. High Pressure Control (HPC)
Pada
prinsipnya alat ini merupakan sakelar yang bekerja karena adanya tekanan pengeluaran
kompresor, oleh sebab itu alat ini selalu dihubungkan dengan saluran
pengeluaran kompresor.
4. Low Pressure Control (LPC)
Pada
prinsipnya alat ini adalah suatu sakelar yang kerjanya dipengaruhi oleh tekanan
penghisapan kompresor, sehingga selalu dihubungkan dengan saluran penghisapan
kompresor.
5. Oil Pressure Control (OPC)
Pada
prinsipnya alat ini merupakan sakelar yang kerjanya dipengaruhi oleh keadaan
perbedaan tekanan pelumas dan tekanan penghisapan kompresor, untuk itu maka
alat ini selalu di hubungkan dengan saluran pelumasan dan saluran penghisapan
kompresor.
6. Thermostat
Pada
prinsipnya alat ini merupakan saklar yang kerjanya dipengaruhi oleh temperatur
dalam ruang pendingin, untuk itu alat ini dilengkapi dengan tabung perasa (Sensor
Bulb) yang digunakan untuk mendekteksi temperatur ruang pendingin.
2.3
Prinsip Kerja Mesin Pendingin
Bahan
pendingin atau refrigeran yang dipakai pada mesin refrigerasi bersirkulasi
secara terus – menerus selama kompresor terus bekerja. Refrigeran tersebut
mengalami berbagai macam perubahan wujud, yaitu dari gas menjadi cair dan
kemudian berubah karena menguap menjadi gas kembali dan seterusnya.
Secara
garis besar proses terjadinya pendinginan adalah sebagai berikut : Refrigeran
dari evaporator yang mempunyai suhu dan tekanan rendah dan dihisap oleh
kompresor untuk dikompresikan, setelah dikompresikan maka refrigeran tersebut
akan menjadi bersuhu dan bertekanan tinggi, dari gas refrigeran mengalir
melewati oil saparator untuk dibebaskan dari kandungan minyak pelumasnya. Gas
refrigeran selanjutnya mengalir kekondensor untuk didinginkan dengan air. Oleh
karena pendingin tersebut maka refrigeran mengalami kondensasi sehingga
refrigeran berubah dari gas menjadi cair dengan suhu yang rendah akan tetapi
tekanan tetap tinggi, selanjutnya refrigeran tersebut di alirkan ke katup
ekspansi. Pada bagian katup ekspansi ini refrigeran mengalami jatuh tekan yaitu
dari tekanan tinggi ketekanan rendah, akibatnya refrigeran cair tadi berubah
menjadi uap yang bersuhu dan bertekanan rendah yang kemudian dialirkan kedalam
pipa – pipa evaporator yang di pasang pada sebuah mesin refrigerasi.
Temperatur
evaporator lebih rendah dari temperatur produk sehingga energi panas yang
dikandung oleh produk dihisap oleh evaporator akibatnya temperatur produk
semakin rendah bahkan bisa menjadi beku. Gas refrigeran di evaporator yang
menyerap panas dari produk, kemudian dihisap kembali oleh kompresor,
selanjutnya disirkulasikan lagi keseluruh sistem.
2.4 Bahan Pendingin
Substansi kerja dalam sistem refrigerasi disebut refrigeran, dimana
bahan ini menyerap panas pada proses penguapan dan melepaskan panas pada proses
pengembunan. Refrigeran yang dikehendaki adalah yang efektif dalam pemakaian
dan murah dalam perawatan alat – alat.
Agar suatu proses pendinginan bisa berjalan lancar diperlukan suatu
bahan yang mudah dirubah wujudnya dari gas menjadi cair atau dari cair menjadi
gas. Untuk keperluan ini tentunya diperlukan suatu baha pendingin yang cocok
dengan karakteristik thermodinamic yang tepat. Banyak yan mengatakan bahwa bahn
pendingin ini bernama “freon”. Sebenarnya freon bukanlah nama gas merupaka nama
sebuah merk dagang. Gas ini tidak beracun dan tidak berbau menyengat, juga idak
mudah erbakar atau meledak bila bercampur dengan bahan lain. Tidak menyebabkan
karat pada logam yang dipakai. Mudah mencari kebocoran bila terjadi
kebocoran. Tekanan kondensasi dan titik
didih yang rendahnsert susunan kimia
yang stabil sehingga setiyap kali dimampatkan,diembunkan, diinapkan tidak
terurai. Karena sifat sifat yang dimiliki gas ini memenuhi persyaratan dalam
suatu proses pendinginan, maka bahan inilah yang paling tepat untuk dipakai.
Bahan gas tersebut adalah “REFRIGERANT”.
Bahan yang umum dipakai antara lain R11,R12,R22 dan R502. AC dan
instalasi pompa panas menggunakan R11, karena bahan ini mempunyai titik didih
yang relatif tinggi
rumus kimianya adalah CCL2F. Formula lainya yakni R12 merupakan senyawa dari kelompok methane
dan mempunyai titik didih -30
. Biyasanya hanya digunakan pada mesin
refrigrasi kecil karena panas perjumlah refrigran relatif kecil. Sedangkan pada
mesin freezer dan sebgainya yang menghendaki temperatur lebih rendah, biasa
dipakai R22 dimana titik didihnya -42
rumus kimianya adalah CHP2CL. Kalau R502 adalah
campuran azeotropic dari refrigeran akan didapat dengan konsentrasi yag sama
diseluruh mesin. Titik didihnya jauh lebih rendah dari R22 yaitu -46
.
Refrigeran
yang dipakai dalam sistem refrigerasi hendaknya dipilih jenis refrigeran yang
sesuai dengan jenis kompresor yang dipakai, dan karakteristik termodinamikanya
yang meliputi temperatur penguapan dan tekanan penguapan serta temperatur
pengembunan dan tekanan pengembunan ( Arismunandar, 1995 )
2.4.1 Persyaratan Bahan Pendingin
Unit
– unit refrigerasi banyak digunakan untuk daerah temperatur yang luas, dari
unit untuk keperluan pendinginan udara sampai refrigerasi. Untuk unit
refrigerasi agar tetap baik, hendaknya dapat dipilih jenis refrigeran yang
paling sesuai janis kompresor yang dipakai, dan karakteristik termodinamikanya
yang antara lain meliputi temperatur penguapan dan tekanan penguapan serta
temperatur pengembunan dan tekanan pengembunan.
Persyaratan
refrigeran untuk unit refrigerasi adalah sebagai berikut :
1)
Tekanan penguapannya harus
cukup tinggi
Sebaiknya refrigeran memiliki temperatur
penguapan pada tekanan yang lebih tinggi, sehingga dapat dihindari kemungkinan
terjadinya vakum pada evaporator, dan turunnya efisiensi volumetrik karena
naiknya perbandingan kompresi.
2)
Tekanan pengembunan yang
tidak terlalu tinggi
Apabila tekanan pengembunannya rendah, maka
perbandingan kompresinya menjadi lebih rendah sehingga penurunan prestasi
kompresor dapat dihindarkan. Selain itu, dengan tekanan kerja yang lebih
rendah, mesin dapat bekerja lebih aman karena kemungkinan terjadinya
kebocoran,kerusakan, ledakan, dan sebagainya, menjadi lebih kecil.
3)
Kalor Laten penguapan harus
tinggi
Refrigeran yang memiliki kalor laten
penguapan yang tinggi lebih menguntungkan karena untuk kapasitas refrigeran
yang sama, jumlah refrigeran yang bersirkulasi menjadi lebih kecil.
4)
Volume spesifik ( terutama
dalam fase gas ) yang lebih kecil
Refrigeran dengan kalor laten penguapan yang
besar dan volume spesifik gas yang kecil (berat jenis yang besar) akan
memungkinkan penggunaan kompresor dengan volume langkah torak yang lebih kecil.
Dengan demikian, untuk kapasitas refrigeran yang sama, ukuran unit refrigerasi
yang bersangkutan menjadi lebih kecil. Namun untuk unit pendingin air
sentrifugal yang kecil, lebih dikehendaki refrigeran dengan volume spesifik
yang agak besar. Hal tersebut diperlukan untuk menaikkan jumlah gas yang
bersirkulasi, sehingga dapat mencegah menurunnya efesiensi kompresor
sentrifugal.
5)
Koefisien Prestasi harus
tinggi
Dari segi karakteristik termodinamika dari refrigeran,
koefesien prestasi merupakan parameter yang terpenting untuk menentukan biaya
operasi.
6)
Konduktivitas termal yang
tinggi
Konduktivitas termal sangat penting untuk
menentukan karakteristik perpindahan kalor.
7)
Viskositas yang rendah
dalam fasa cair maupun fasa gas
Dengan turunnya tahanan aliran refrigeran
dalam pipa, kerugian tekanan akan berkurang.
8)
Konstanta dielektrika dari
refrigeran yang kecil, tahanan listrik yang besar, serta tidak menyebabkan
korosi pada material isolator listrik
Sifat – sifat tersebut dibawa ini sangat
penting, terutama untuk refrigeran yang akan dipergunakan pada kompresor
hermetik.
9)
Refrigeran hendaknya stabil
dan tidak bereaksi dengan material yang dipakai, jadi juga tidak menyebabkan
korosi.
10)
Refrigeran tidak boleh
beracun dan berbau merangsang
11)
Refrigeran tidak boleh
mudah terbakar dan mudah meledak
12)
Refrigeran harus mudah
dideteksi, jika terjadi kebocoran
13)
Harganya tidak mahal dan
mudah diperoleh
2.5 Tujuan Perawatan Mesin Pendingin
Perawatan
adalah kombinasi dari semua tindakan yang dilakukan dalam rangka mempertahankan
atau mengembalikan suatu kondisi yang dapat diterima dan berfungsi seperti
sedia kala atau paling tidak paling mendekati (Maimun 1995)
Adapun
tujuan perawatan dan pemeliharaan adalah diantaranya sebagai masa pakai barang
(mesin) berikut :
§ Memperpanjang
§ Menjamin kesiapan peralatan kerja
§ Menjamin keselamatan kerja
§ Menjamin kesiapan alat
Suatu program perawatan pelaksanaannya dapat
dilihat pada skema berikut ini :
Skema jenis perawatan
Perawatan
Terencana Tidak
Terencana
Perawatan darurat
Pencegahan Korektif / Perbaikan
Waktu sedang Waktu sedang Reparasi Overhaul /
berjalan berhenti kecil terencana
Sumber : Maimun, Manajemen
perawatan mesin, 1995
Gambar 3. Skema jenis perawatan
Dalam melaksanakan perawatan mesin
pendingin pada kapal – kapal perikanan akan mendapatkan perbedaan sistem dan
cara perawatan yang akan dilakukan pada setiap operator – operator mesin
dikapal. Perawatan diatas kapal dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
a. Tiap Hari (24 jam kerja)
- Memeriksa jumlah minyak pelumas dalam kompresor
- Memeriksa tekanan minyak pelumas kompresor.
- Memeriksa tegangan ampere, frekuensi pada box listrik (panel box)
- Memeriksa frost / bunga es pada evaporator dan lakukan defrosting bila perlu.
b.
Tiap Minggu (168 jam kerja)
- Memeriksa kebocoran bahan pendingin.
- Memeriksa bagian penutup poros atau seal kompresor. Hentikan kompresor dan periksa minyak yang keluar melalui penutup poros. Bila minyak itu banyak, periksa apakah terjadi kebocoran refrigerant ditempat itu. Penutup poros harus di ganti bila refrigerant bocor melalui tempat itu.
c.
Tiap bulan (720 jam kerja)
- Memeriksa ketegangan V belt.
- Memeriksa udara dalam kondensor buang bila perlu
- Memeriksa kelurusan roda gila kompresor dengan penerus putaran tenaga penggeraknya
- Memeriksa baut – baut pondasi
d.
Tiap 6 bulan (4320 jam kerja)
§ Membersihkan saluran pendingin kondensor dan memeriksa kebocoran bahan
pendinginnya
§ Memeriksa alat – alat kontrol seperti manometer, dan thermometer.
§ Periksa sakelar – sakelar tekanan tinggi, rendah dan pelumas.
e.
Tiap tahun (8600 jam kerja)
- Periksa dan bersihkan semua relay, stater, contactor listrik
- Membersihkan saluran pendingin kompresor
- Ganti pelumas kompresor dengan yang baru dari jenis yang sama. Buang pelumas dari oil saparator.
- Buka kepala silinder, periksa klep – klep kompresor dan bersihkan. Harus tersedia packing yang baru untuk penggantian packing yang rusak dari CAF (compressed asbestos fibre)
f.
Tiap 2 tahun (17200 jam kerja)
- Periksa seluruh bagian mesin pendingin yang dapat diihat dari luar terhadap kerusakan yang ada.
2.6 Peralatan Perawatan Mesin Pendingin
2.6.1
Pompa Vakum
( Vacuum Pump )
untuk membuat vacuum pada system refrigerasi sebelum diisi
dengan bahan pendingin (Refrigeran). Pompa vacuum harus dapat mengeluarkan
semua gas, udara dan uap air dari system. Pompa vakum harus dapat menurunkan
tekanan system dengan cepat sekitar 0,005 milibar = 35 microns. Kapasitas pompa
vakum sekitar 20 – 58 Liter/menit.
Pompa vakum berfungsi untuk mengosongkan pipa dari gas, udara, uap air
dan kotoran pipa – pipa kapiler yang
akan di reparasi ( di tambal atau di potong ) harus vakum terlebih dahulu. Sebelum diisi
bahan pendingin pun, pipa kapiler harus di buat vakum terlebih dahulu. Untuk merawat
pompa vakum di pasang saringan pada
bagian penyedotnya. Saringan ini bermanfaat untuk menyaring kotoran atau endapan yang ada
di dalam pipa. Bila tidak di saring, kotoran bisa merusak pompa vakum.
Gambar 4 : Pompa Vacum ( E.Karyanto, Dkk, 2004
)
2.6.2
Tubing Cutter (Pemotong Pipa )
Fungsi alat ini,
selain untuk memotong pipa, juga untuk memperkecil ujung pipa. Karena perbaikan
mesin pendingin memerlukan hasil yang rapi pekerjaan memotong pipa harus
menggunakan alat ini.
Cara
menggunakan alat Tube Cutters
Pipa
tembaga dimasukkan antara roller dan roda pemotong kemudian putar knop pengeras
untuk menyesuaikan dengan diameter pipa tembaga yang dipotong. Pemotong pipa
diputar melingkari pipa tembaga sambil pisau pemotong ditekan sedikit demi
sedikit. Jika kita memotong pipa dengan pemotong pipa, pada bagian dalam pipa
akan terjadi lekukan ke dalam, sehingga diameter dalam pipa mengecil. Makin
lunak sebuah pipa tembaga, makin besar lekukan ke dalam yang dibuat oleh sebuah
pisau pemotong pipa.
Gambar 5 : Cara Menggunakan Tube Cutting ( E. Karyanto, Dkk, 2004 )
2.6.3
Clamp Tester (Tang Ampere)
Clamp
tester di gunakan untuk mengukur arus ( ampere),
tegangan (voltase ) dan hambatan (ohm) komponen – komponen listrik mesin
pendingin.
Mengukur arus
Sebelum memeriksa
ampere komponen listrik mesin pendingin perhatikan terlebih dahulu label
kompresor berapa besar arus yang di hasilkannya. Ini karena pada start, arus
bisa naik sampai enam kali saat kompresor berjalan normal .untuk mencegah
kerusakaan clamp tester putarlah
skala ampermeter pada angka yang tinggi baru di lakukan pengukuran. Pengukuran dapat
di lakukan dengan membuka mulut pengait clamp tester, kemudian mengaitkannya ke
kabel yang di periksa. Setelah itu, tutup kembali mulut tadi, sehingga kabel berada di dalam
pengait .
2.6.4
Manifold
Manifold berfungsi
untuk menunjukan vakum, mengisi bahan pendingin, menambah minyak pelumas kompresor,
memeriksa tekanan sistem kompresor.
Manifold terdiri dari bagian – bagian berikut :
·
Meter tekan berguna untuk mengukur tekanan
tinggi dengan skala 0 – 500 psi
·
Meter ganda berguna untuk mengukur sisi tekanan
rendah batas skala di bawah atmosfir 0 -30 in CmHg dan diatas atmosfir 0 – 200
psi
2.6.5
Flaring Tool
Flaring tool berfungsi
untuk mengembangkan ( memperbesar diameter) ujung pipa. Perbesaran ujung pipa ini
berguna untuk penyambungan pipa.
Gambar 7 : Flaring tool ( E. Karyanto, Dkk,
2004 )
Gambar 8 : Flaring tools dan Swaging Tools (
E.Karyanto, Dkk, 2004 )
No comments:
Post a Comment