Thursday, 4 December 2014

BAB IV. Pengoperasian Dan Perawatan Mesin Refrigerasi




4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Mesin Pendingin Di Workshop Refrigerasi
            Mesin pendingin yang ada di workshop refrigerasi  merupakan rangkaian dari beberapa komponen refrigerasi yang meliputi komponen pokok, komponen bantu. Ruang pembekuannya menggunakan tipe semi air blast freezer, dimana produk yang akan dibekukan diatas rak-rak evaporator yang berbentuk pipa-pipa silinder panjang dan di bantu dengan hembusan udara dingin dari bagian kiri atas dan kanan bawah yang dapat mensirkulasi udara dingin didalam ruang beku (freezer).
            Mesin pendingin ini mengunakan kompresor 2 tingkat, yang mana mengalami proses 2 kali hisap dan 2 kali proses tekan. Pendinginan awal pada kompresor ini menggunakan intercooler yang dihubungkan langsung ke saluran antara saluran tekan tingkat pertama ke saluran hisab tingkat kedua. Kompresor ini digunakan sebagai pensuplai refrigerant ke seluruh sistem.
            Gas refrigerant, setelah dari kompresor dipompa ke kondensor. Di kondensor gas tersebut didinginkan dan berubah menjadi cairan, dengan menggunakan media air sebagai pendingin. Air yang berasal dari cooling tower dipompa kedalam kondensor untuk menyerap panas refrigerant. Setelah menjadi cairan, refrigerant ditampung didalam reciver. Reciver adalah sebuah tabung untuk menampung cairan refrigerant. Cairan refrigerant disaring dari kotoran dan uap air dengan menggunakan filter & dryer, dan melewati sightglass guna mengetahui seberapa banyak cairan yang mengalir.
            Cairan refrigerant, kemudian dialirkan kedalam akumulator. Didalam akumulatur cairan lewat dan didinginkan sesaat oleh gas refrigerant dari sisa evavorator yang hendak dihisap kembali ke kompresor. Disini akumulator berperan sebagai economizer. Cairan refrigerant, selanjutnya dialirkan ke intercooler, sebelum ke intercooler cairan dibagi 2. Pertama cairan dialirkan kesebuah katup expansi terlebih dahulu kemudian dikabutkan kedalam intercooler dan yang kedua dialirkan berliku-liku didalam intercooler dan keluar. Disini ada 2 mamfaat dari intercooler, pertama sebagai pendinginan awal pada kompresor 2 tingkat dan yang kedua untuk pendinginan lanjut cairan refrigerant, sehingga cairan yang keluar dari intercooler menjadi lebih dingin lagi.
            Katup expansi adalah komponen berikutnya setelah intercooler yang dilewati cairan refrigerant. Sebelum melalui katup expansi, cairan refrigerant melewati solenoid valve guna menutup cairan refrigerant saat proses defrozing secara otomatis. Pada katub expansi ini cairan dijatuhkan tekanannya hingga berupa titik – titik cair, kemudian dialirkan kedalam evavorator. Pada evavorator titik – titik cair tersebut menguap dan  menyerap panas yang ada diruang dingin dan refrigerant berubah menjadi uap. Setelah dari evavorator, gas ditampung di akumulator sebelum kembali ke kompresor. Katup ekspansi ini memiliki system thermostatic valve, yang mana akan secara otomatis mengurangi jumlah aliran refrigerant saat suhu di ruang dingin telah mencapai suhu yang diinginkan.

4.2 Teknik Pengoperasian Mesin Pendingin
            Pengoperasian suatu unit mesin pendingin adalah suatu kegiatan yang meliputi : persiapan, menjalankan, pemeriksaan selama mesin beroperasi dan mematikannya.
Setiap kegiatan dalam pengoperasian suatu unit mesin pendingin di lakukan secara bertahap dimana jenis tahapnya tidak selalu sama dilakukan, ini akan di pengaruhi oleh kelengkapan jenis komponen yang digunakan oleh mesin pendingin tersebut, semakin banyak jenis komponen yang digunakan maka prosedur mengoperasikannya pun akan semakin banyak pula tahapannya. oleh sebab itu tekhnik pengoperasian suatu unit mesin pendingin tidak dapat di buat secara baku, setiap unit mesin pendingin mempunyai tekhnik pengoperasian yang tidak selalu sama.
Adapun hal-hal yang pokok dalam kegiatan pengoperasian mesin pendingin adalah sebagai berikut:
a.Persiapan Menjalankan
            Kegiatan ini dimaksud untuk mempersiapkan keadaan mesin pendingin untuk siap di operasikan sehingga dapat mencegah terjadinya hal atau keadaan yang tidak diinginkan pada saat mesin di operasikan keadaan yang perlu diperhatikan adalah keadaan tenaga / sumber penggerak mesin pendingin, keadaan kompresornya, dan keadaan lingkungan di sekitar bagian-bagian mesin pendingin yang bergerak / berputar.
b. Menjalankan Mesin Pendingin
            Untuk menjalankan mesin pendingin ini banyak macam ragamnya namun yang terpenting adalah memastikan terbentuknya saluran uap bahan pendingin yang bertekanan tinggi yaitu dengan bergeraknya  kompresor, maka uap bahan pendingin yang telah di mampatkan dapat langsung mengalir ke komponen lainnya. Selain itu perlu di perhatikan pula aliran pendinginan kompresor atau  kondensor sehingga tidak akan terjadi keterlambatan proses pendinginannya, dan setelah itu kemudian mengatur pembukaan kran-kran lain yang diperlukan agar bahan pendingin dapat disirkulasi secara normal.
c. Pemeriksaan Selama Mesin Pendingin
            Secara rutin kegiatan ini perlu di lakukan sehingga keadaan mesin pendingin dapat di monitor keadaannya sehingga apabila terjadi kelainan secepatnya dapat di ambil tindakan untuk perbaikannya . Adapun bagian yang perlu di periksa antara lain adalah tekanan bahan pendingin, temperatur pendinginan, keadaan sumber tenaga penggeraknya. Dll.
d. Mematikan Mesin Pendingin
            Pada saat mesin pendingin terutama dalam jangka waktu yang cukup lama diharapkan bahan pendingin dapat tertampung dalam alat kondensor atau tangki penampungnya, untuk itu sebelum kompresor dimatikan sebaiknya kran yang mengalirkan cairan bahan pendingin bertekanan tinggi penampung di tutup terlebih dahulu dan selanjutnya setelah tekanan pengisapan kompresor turun tenaga penggerak kompresor dimatikan dan menutup kran pengisapan kompresor serta kran lainnya.

4.3 Perbaikan Dan Perawatan Mesin Refrigerasi
Jenis perawatan suatu mesin pendingin banyak sekali ragamnya ini tergantung dari kelengkapan peralatan yang digunakan, semakin banyak jenis alat yang digunakan maka akan semakin banyak pula jenis perawatannya.

4.3.1 Pengisian Dan Pengkosongan Refrigerant
            Pengkosongan Refrigerant sering disebut evacuating atau dehydrating, yaitu mengososngkan atau menghampakan sistem dari udara dan lain-lain gas. Membuat vacum  adalah suatu keharusan atau standar dari pengisian system pendingin. sistem yang masih ada sisa udaranya, mula-mula dicoba memang kelihatannya tidak ada gangguan, tetapi sebenarnya sisa udara tersebut akan mengakibatkan gangguan yang lebih besar.
Udara tidak dapat di embunkan pada suhu dan tekanan pengembunan dari bahan pendingin. Udara juga dapat mempertinggi suhu dan tekanan dari saluran kompresor. Pada suhu tertentu udara akan bereaksi dengan minyak pelumas kompresor dan menghasilkan senyawa baru yang korosif dan berbahaya, sedangkan pada sisi tekanan rendah, yaitu didalam evaporator udara tidak bisa menguap tapi justru mengembun kemudian membeku membentuk gumpalan es,gumpalan es ini tentu akan menutupi saluran pipa dan membuat buntu.
Setiap kali sistem diperbaiaki atau ada bagian dari sistem pemipaan yang ditukar baru, setelah dipasang kembali, selalu diperiksa dahulu terhadap kemungkinan adanya kebocoran dari bagian yang baru diperbaiki. Setelah pemeriksaan kebocoran selesai, barulah sistem siap untuk divacum.
            Sebelum melakukan memvakuman siapkan terlebih dahulu bahan dan alat nya :

1.      Manifold gauge,         
2.      Pompa vakum,           
3.      Tabung refrigerant,    
4.      Tang ampere / clamp ampere.

Kemudian lakukan langkah langkah pemvakuman sebagai berikut :
1.      Pasang manifold gauge / analyzer pada peralatan pendingin dengan Slang warna biru dihubungkan ke nepel sisi hisap (low pressure) dan Slang warna kuning dihubungkan ke pompa vakum, selang merah pada sisi tekanan tinggi.
2.      Sambungkan dengan selang kuning pada sisi hisap pompa vakum.
3.      Putar kran warna merah dan biru ke arah terbuka sampai maksimum
4.      Jalankan pompa vakum sampai tekanan menunjukkan 0 – 10 CmHg.
5.      Setelah sistem divakum putar kran merah dan biru ke arah tertutup. Perhatikan sistem setelah divakum apabila ada kenaikan tekanan, maka sistem perlu pemvakuman ulang.

Adapun langkah langkah yang dilakukan ketika hendak mengisi kembali refrigerant yaitu :
1.      Pindahkan dan pasang  manifold gauge / analyzer pada peralatan pendingin, slang warna biru dihubungkan ke nepel sisi hisap (low pressure) dan slang warna kuning dihubungkan ke tabung refrigerant.
2.      Lakukan pembuangan udara pada selang warna kuning. Dengan cara membuka kran warna merah hingga gas refrigerant keluar sedikit, kemudian tutup kembali kran merahnya.
3.      Buka kran biru pada analyzer.
4.      Hidupkan kompresor.
5.      Perhatikan tekanan refrigerant sampai 20 Psi
6.      Tutup kran biru jika skala analyzer pada tekanan tinggi telah melewati 20 Psi dan ampere unit mencapai 4 ampere.

4.3.2 Flaring
            Flaring adalah pemotongan pipa-pipa refrigerant dengan menggunakan cutter, dan dibentuk bagian ujungnya agar dapat tersambung dengan rapat terhadap pipa lainnya. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan yaitu:
1.      Persiapkan alat dan bahan

a.       Pipa tembaga  
b.      Cutter pipa

                         
c.       Alat flaring

           

2.      Potong pipa tembaga sepanjang yang dibutuhkan menggunakan cutter pipa. Jangan terlalu kuat dalam melakukan pemotongan agar pipa tidak rusak.
3.      Masukkan potongan pipa kealat flaring pada lubang yang sesuai. Kunci alat flaring agar dapat menahan potongan pipa tersebut.
4.      Tekan bagian ujung pipa dengan alat tekan flaringnya, hingga mengembang.
5.      Selesai, pipa tembaga siap dilas agar tersambung dengan sempurna.

4.3.3 Pengelasan Pipa refrigerant
            Pengelasan yang dilakukan diworkshop refrigerasi menggunakan 2 jenis alat, yaitu dengan assitellin tabung kecil dan tabung besar. Pada dasarnya cara pengelasan tersebut hampir sama, hanya saja bahan yang digunakan sedikit berbeda. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam pengelasan pipa yaitu :
1.      Hidupkan terlebih dahulu api pengelasan dengan korek.
2.      Panaskan bagian pipa yang hendak disambungkan.
3.      Setelah panas, tempelkan kawat perak pada daerah yang hendak disambungkan.
4.      Setelah kawat mencair dibagian sambungan, panaskan kembali daerah tersebut agar merata.

4.3.4 Perawatan Dan Perbaikan Compressor
            Perawatan kompresor ini bertujuan agar selama mesin pendingin beroperasi dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan apa yang kita harapkan. Selain itu untuk memperpanjang usia pemakai kompresor. Beberapa perawatan yang harus diperhatikan yaitu :
1.      Pemeriksaan pada Operasi Harian
Operasional kompresor tiap harinya menuntut adanya pelayanan dan perawatan yang antara lain :
·         Sediakan buku catatan operasi yang harus diisi setiap hari dengan data-data : temperatur disetiap bagian yang penting, tekanan kerja, konsumsi minyak pelumas, kebocoran kebocoran (udara, minyak dan air), fluktuasi tekanan hidrolik, perubahan bunyi dan getaran serta hal-hal lain yang dirasa penting.
·         Katup pengaman harus dioperasikan manual sekali tiap hari.
·         Zat cair di dalam tangki udara dan pemisah harus dikuras dua kali tiap hari.
·         Pastikan bahwa meter-meter bekerja dengan baik (jarum manometer dapat bergerak dengan harus dan dapat menunjuk skala nol saat tekanan kosong.
·         Pastikan bahwa katup pengatur tekanan dan tombol tekanan akan bekerja pada daerah tekanan yang sesuai. Lakukan penyetelan jika tidak sesuai.
2.      Pemeriksaan Rutin/ Berkala
Kompresor mempunyai berbagai bagian yang mendapat beban tumbukan yang besar. Selain itu getaran mekanis serta denyutan tekan merupakan hal yang tak dapat dihindari. Karena itu jika diingini umur yang panjang dan performansi yang tetap baik, kompresor harus dioperasikan dengan benar serta dilakukan pemeriksaan dan pemeliharaan dengan cermat serta diperiksa secara periodik. Jangka waktu pemeriksaan rutin bervariasi tergantung pada masing-masing produk. Pedoman yang lebih terperinci harus diambil dari buku petunjuk dari pabrik kompresor yang bersangkutan.
3.       Penanganan Kompresor Tidak Aktif
Jika kompresor tidak dipakai untuk jangka waktu lama (tidak aktif), kompresor akan berkarat, berdebu, mutu minyaknya menurun, terjadi pengembunan uap air, pembekuan, korosi karena kandungan gas yang korosif, dsb. Jika nanti akan digunakan lagi, kompresor dapat mengalami gangguan jika tidak dipelihara dengan baik pada waktu tidak dipakai. Apabila kompresor tidak dipergunakan selama lebih dari sebulan, perlu dilakukan hal-hal berikut :
·         Jika keadaan lingkungan banyak berdebu, kompresor harus ditutup dengan lembar plastik pada tempat pernafasan kotak engkol, perapat poros, tutup katup, pompa minyak, instrumentasi, dsb.
·         Jika mungkin, instrumen-instrumen dibuka dan disimpan.
·         Katup-katup harus tertutup sepenuhnya untuk mencegah pipa-pipa kemasukan debu, atau air hujan.
·         Minyak pencegah karat atau gemuk harus dilapiskan pada bagian dalam kompresor. Kompresor harus diputar dengan tangan sekali sebulan untuk mencegah pengkaratan dan untuk meratakan minyak pelumas. Jika kompresor masih terhubung dengan sumber tenaga listrik, maka dapat dijalankan selama 10 menit tiap hari tanpa beban.
·         Jika kompresor masih terhubung dengan sumber listrik dan tidak akan dipergunakan dalam jangka waktu sangat lama, sebaiknya semua tombol dikunci supaya aman.
4.      Pemeriksaan Besar (Overhaul)
Pada waktu overhaul (pembongkaran dan perakitan kembali) perIu diperhatikan hal-hat berikut :
·         Bagian-bagian yang dibongkar harus diletakkan di kotak atau di atas kertas secara berurutan untuk memudahkan pada waktu pemasangan kembali. Dengan cara ini tidak akan ada suku cadang yang terIewat atau tertukar urutan pemasangannya.
·         Paking atau cincin yang rusak harus diganti baru. Paking yang telah dipakai tidak boleh dipasang lagi.
·         Jika pencucian dilakukan dengan minyak yang mudah menguap, bagian-bagian harus dikeringkan benar-benar sebelum dipasang. Untuk membersihkan endapan karbon yang berasal dari minyak pelumas sebaiknya dipakai zat pembersih karbon.
·         Torak, katup, silinder, dan bagian-bagian lain yang saling meluncur harus diperIakukan secara hati-hati tanpa melukainya.
·         Pada waktu memasang kembali, lumurkan terIebih dahulu minyak pelumas yang sesuai pada permukaanpermukaan yang meluncur.